Sunday 23 November 2008

PELAKSANAAN Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNM PTN) 2009 tak lagi seperti ujian-ujian sebelumnya. Panitia telah menetapkan waktu seleksi hanya sehari, yakni2 Juli 2009. Materi yang diujikan jugatak lagi sebatas tes potensi akademik, tapi juga bidang studi prediktif
Model pelaksanaan ujian sehari itu memang tergolong baru. Sebelumnya, tradisi seleksi masuk perguruan tinggi negeri selalu dilaksanakan dua hari untuk program studi IPA, IPS, dan IPC. “Sekarang diringkas menjadi sehari untuk mempercepat proses seleksi,” kata Ketua SNM PTN Nasional 2009 Haris Supratno.

Perbedaan lain adalah jenis tes, pembagian wilayah, hingga proses seleksi. Tahun ini, panitia tetap memberlakukan tes potensi akademik seperti tahun-tahun sebelumnya. Untuk IPA, materi yang diujikan adalah matematika, biologi, fisika, kimia, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. IPS mengujikan geografi, ekonomi, sosiologi, sejarah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Panitiajuga tetap membuka ujian untuk jalur IPC.

Seluruh tes potensi akademik itu dilakukan pada sesi pagi. Setelah selesai, tes dilanjutkan dengan materi bidang studi prediktif .

Materinya terkait dengan jurusan yang dipilih (IPA, IPS, atau IPC), namun jenis pertanyaannya lebih kompleks. Bukan hanya pengetahuan, tapi lebih mengutamakan kemampuan analisis. Misalnya, kemampuan peserta memecahkan permasalahan yang dipertanyakan.

“Tes itu ditujukan untuk mengetahui kemampuan calon mahasiswa menyelesaikan program studinya. Apakah sesuai waktu normal, bisa lebih cepat, atau justru diprediksi molor,”ujar Haris. Sementara itu, wilayah koordinasi SNMPTN juga diperluas. Bila tahun sebelumnya hanya tiga wilayah, sekarang ditambah satu menjadi empat wilayah. Pembagian juga tak lagi bendasar daerah barat, tengah, dan timur “Perluasan wilayah itu juga untuk mempermudah calon mahasiswa,” tegasnya.

Dia mencontohkan, dulu ada calon mahasiswa yang tidak mau mendaftar di wilayah yang telah ditentukan karena lokasinya terlalu jauh. Mereka lebih memilih

tempat yang dekat, meski akhirnya tidak masuk dalam wilayah yang dituju. “Untuk mengatasi permasalahan itu, kami membuat keputusan untuk memperluas wilayah,”jelas pria yang juga menjabat rektor Unesa tersebut. Kemudahan lain yang diperoleh calon mahasiswa adalah tempat pendaftaran yang terkait dengan pilihan program studi (prodi). Peserta yang memilih satu prodi dapat mendaftan di wilayah mana saja. Misalnya, seorang calon mahasiswa yang ingin mengambil prodi di Universitas Indonesia (UI) bisa mendaftar di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya atau di tempat lain.

Bagi peserta SNM PTN yang memilih dua atau tiga prodi, salah satu prodi yang dipilih harus berada di wilayah tempat mereka mendaftar. Misalnya, peserta mendaftar di wilayah III, salah satu pilihan dia harus perguruan tinggi di Jatim, Bali, NTB, NTT Kaltim, Kalteng, atau Kalsel. “Prodi lainnya hebas memilih di wilayah lain,” ujar Haris.

Panitiajuga menentukan aturan

haru dalam program studi yang memerlukan ujian praktik. Jika dulu ujian praktik harus dijalankan di perguruan tinggi yang dipilih, sekarang tidak lagi. Misalnya, calon mahasiswa dan Medan yang memilih prodi olahraga di Unesa tidak harus melakukan ujian praktik olahraga di Unesa. “Peserta bisa ujian praktik di pernguruan tinggi yang memiliki prodi sama (olahraga) dengan Unesa. Kalau di Universitas Negeri Medan ada prodi olahraga, ujian bisa dijakukan di sana. Jadi, mereka tidak perlu datang ke Unesa,” katanya.

Kebijakan tersebut, menurut Haris, merupakan jalan keluar yang diambil panitia untuk memecahkan permasalahan dan hambatan yang terjadi pada pelaksanaan SNM PTN tahun ini. Berdasar hasil evaluasi kerja, panitia mengambil serta menentukan aturan ban-u demi memberikan kesempatan yang lebih besar kepada peserta SNM PTN. “Jangan sampai calon mahasiswa yang nilai ujiannya bagus gagal diterima hanya karena kesulitan tempat ujian praktik,”tegasnya."Diambil dari blog tetangga".

0 comments:

Post a Comment