Metode sintesis 2,6-bis(4-nitrobenzamido)pyridine (BNBP)
Ulasan berikut ini merupakan tanggapan atas masalah yang dihadapi oleh teman saya ketika melakukan penelitian yang berhubungan dengan polimer poliamida. Penelitian tentang polimer sudah berkembang jauh saat ini, ditambah lagi dengan kemajuan di bidang teknologi. Poliamida merupakan suatu polimer yang terbentuk dari monomer-monomer amida atau molekul yang mengandung atom Nitrogen (N).
Pengarahan Akreditasi Prodi
Pengarahan Akreditasi Prodi dan Institusi di Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) oleh Prof. Dr. H. Mansyur Ramli (Ketua BAN-PT). Di Belakang Prof. Mansyur adalah saya Muchammad Tamyiz.
Karakterisasi Geokimia Organik
Betubara merupakan sumber energi yang ada di Indonesia dengan jumlah yang cukup besar. Keberadaan batubara yang jumlahnya lebih banyak daripada minyak bumi memberikan peluang bagi manusia untuk memahami karakter batubara guna menjaga keberlangsungan energi dunia, salah satunya dengan mongkonversi batubara menjadi minyak bumi.
Pelatihan Pengolahan Sampah
Keberadaan sampah dapat menjadi bencana bencana jika tidak dikelolah dengan baik. Sebaliknya keberadaan sampah dapat menjadi berkah apabila dikelolah dengan baik.
Menjadi Narasumber Pelatihan Pengolahan Sampah
Guna mewujudkan desa yang bebas sampah, Desa Kedungsumur gencar melakukan pelatihan-pelatihan tentang pengolahan sampah agar menjadih berkah bagi warganya. Alhamdulillah, saya sebagai dosen teknik lingkungan UNUSIDA dipercaya untuk menyampaikan materi pengolahan sampah dengan memilah sampah mulai dari rumah masing-masing.
Foto Bersama dengan Mr Rudi Leeuwrik
Perkembangan duni industri satu sisi memberikan dampak positif, sedangkan di sisi lain membuat jarak antara dunia akdemik dengan dunia industri semakin jauh. Oleh sebab itu, kuliah tamu ini sangat penting bagi mahasiswa karena diisi oleh Technical Expert PT. Japfa Comfeed Indonesia Mr. Rudi Leeuwrik (Netherland). Saya berkesempatan berfoto bersama sebagai ketua panitia dan narasumber.
Monday 18 May 2015
Sunday 17 May 2015
HCl + NaOH NaCl + H2O (berwarna merah)
Dalam percobaan ke dua hasil yang didapat sesui dengan teori yaitu raksi antara 1ml CH3COOH 0,5M dengan + 1ml NaOH 0,05M menghasilkan larutan yang berwarna hijau atau netral. Dengan reaksi sebagai berikut:
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O (berwarna hijau)
Dalam percobaan selanjutnya yaitu antara 0,2 gram serbuk CaCO3 dengan 3ml HCl 0,5M. kemudian ditutup dengan sumbat berpipa pengalir dan ujung pipa yang satunya dimasukkan ke dalam tabung yang telah diisi larutan Ba(OH)2 0,2M hasil yang didapat tidak sepenuhnya sesuai dengan teori. Menurut teori, karena hasil dari reaksi tersebut mengahasilkan gas CO2 maka tabung yang berisi larutan Ba(OH)2 0,2M (tidak berwarna) terjadi kekeruhan di dalam tabung, namun hal itu tidak terlihat secara jelas pada percobaan yang kami lakukan, hal tersebut terjadi karena terlambat menyumbat tabung yang telah berisi campuran 0,2 gram serbuk CaCO3 dengan 3ml HCl 0,5M dengan selotip, sehingga gas CO2 yang dihasilkan telah menyebar terlebih dahulu, sisanya (sedikit gas CO2 ) yang berhasil mengalir ke tabung yang berisi larutan Ba(OH)2 0,2M. Dari percobaan tersebut dapat ditulis persamaan reaksinya sebagai berikut :
0,2 gram serbuk CaCO3 + 2 HCl CaCl2 + H2O + CO2
Demikian, hasil dari diskusi yang kami lakukan tentang reaksi-reaksi kimia pada materi kimia dasar I. hasil diskusi yang kami lakukan berdasarkan dari hasil percobaan yang telah kami lakukan dipadukan dengan hasil teori yang terdapat dalam literatur-literatur tantang reaksi-reaksi kimia, ketidakcocokan yang terjadi bisa menjadi pengalaman yang berarti bagi kami, sehingga dipercobaan yang akan datang bisa menjadi lebih baik lagi.
Dalam ekosistem terjadi interaksi antara komponen-komponen penyusunnya sehingga terbentuk suatu satuan fungsional dan di dalamnya terdapat makhluk autotrof dan heterotrof.
LINGKUNGAN HIDUP
Makhluk hidup memerlukan lingkungan untuk hidupnya. Makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup dan berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup tersebut.
Lingkungan tempat hidup makhluk hidup tersebar di seluruh muka bumi. Bagian bumi dan atmosfer yang meliputi darat, air, dan udara tempat hidup organisme disebut biosfer
Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup dan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup. Tempat yang sesuai bagi makhluk hidup untuk melakukan aktivitas hidupnya disebut habitat.
SATUAN MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM
Ekosistem tersusun atas satuan makhluk hidup, yaitu individu, populasi, komunitas, dan ekosistem.
Individu
Individu adalah satuan makhluk hidup tunggal.
contoh
Satu ekor ikan atau satu ekor penyu disebut individu. Satu ganggang disebut individu. Demikian juga dengan manusia. Seorang manusia disebut individu.
Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup menetap di suatu daerah tertentu.
contoh
Ikan yang hidup di kolam jumlahnya lebih dari satu.
Kepadatan Populasi
Kepadatan populasi adalah banyaknya individu sejenis dalam setiap satuan luas daerah tertentu.
Perubahan Populasi
Kepadatan populasi dalam suatu ekosistem dapat berubah. Perubahan kepadatan populasi dapat disebabkan oleh faktor kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), perpindahan (emigrasi), dan kedatangan (imigrasi).
Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang hidup pada suatu daerah tertentu. Komunitas terdiri dari bermacam-macam populasi. Setiap populasi terdiri dari sejumlah individu.
Misalnya populasi ikan mas, populasi ikan mujair, populasi eceng gondok, populasi teratai, dan populasi Hydrilla di kolam merupakan anggota komunitas air. Di antara anggota komunitas ini terjadi hubungan timbal balik
Ekosistem
Dalam suatu habitat, selain terdapat berbagai jenis makhluk hidup (komunitas) terdapat juga benda-benda seperti air, tanah, pasir, cahaya, matahari, dan udara. Di antara anggota komunitas dan enda-benda tersebut terjadi hubungan yang saling mempengaruhi.
Kesatuan ini membentuk sistem ekologi atau disebut ekosistem . Di dalam biosfer terdapat satuan makhluk hidup.
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik.
KOMPONEN-KOMPONEN EKOSISTEM
Ekosistem terdiri dari komponen penyusunnya yang berupa produsen, konsumen, pengurai, dan benda-benda. Dalam suatu ekosistem terdapat dua penyusun (komponen) sebagai berikut.
Makhluk hidup meliputi tumbuhan, manusia, dan hewan lain. Komponen ini disebut komponen biotik.
Benda meliputi tanah, air, batu, udara, suhu, kelembapan, dan gaya tarik bumi. Kompenen ini merupakan komponen abiotik.Stop dulu yach!!!
Pada analisis kation, suatu sampel yang berwarna hijau dapat diambil kesimpulan sementara adalah senyawa NiCl. Hal tersebut didapat dari pengetahuan yang diberikan pada waktu pengenalan suatu larutan analit-analit atau sampel dan pengamatannya di Laboratorium.
Langkah kedua, sampel yang kami dapat diambil sedikit dan digunakan untuk uji kation. Sampel yang telah diambil tadi kemudian ditambahkan HCl 6M sebanyak 3-4 tetes ke dalam tabung reaksi untuk uji golongan I. kemudian larutan tersebut disentrifuge, namun tidak terdapat endapan larutan tersebut, Sehingga analit tersebut bukan merupakan golongan I. Langkah selanjutnya menguji golongan II,III,IV, V dengan menambahkan 4 tetes H2O2 3 %, [H+] diatur 0,3 M dan didapat pH 0,5 dengan cara :
pH = - log [M]
pH = - log 0,3
pH = – log 3 . 10-1
pH = 0,5
........
analisis anion dari sampel yang diperoleh diatas digunakan untuk identifikasi ion klorida, Cl- dengan penambahan AgNO3. Akan terjadi endapan putih yaitu perak klorida larutan ini tidak larut dalam air dan asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan ammonia encer dan dalam larutan-larutan kalium sianida dan tiosulfat.
Reaksinya dibawah ini:
Cl- + Ag+ AgCl ↓
AgCl ↓ + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + Cl-
[Ag(NH3)2]+ + Cl- + 2H+ AgCl ↓ + 2NH4+
Endapan AgCl yang berwarna putih tersebut membuktikan bahwa analit yang kami dapatkan mengandung anion Cl-.
EDTA berpotensi sebagai ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan sebuah ion logam melalui gugus dua nitrogen dan empat karboksilnya. Dalam kasus lainnya, EDTA dapat bertindak sebagai ligan kuinkedentat atau kuadridentat dengan satu atau dua gugus karboksilnya bebas dari interaksi kuat dengan logam.
Untuk mudahnya, bentuk asam bebas dari EDTA sering disingkat H4Y. Kompleks kobalt yang tergambar di atas selanjutnya ditulis CoY2-, dan kompleks-kompleks lainnya menjadi CuY2-, FeY-, CaY2-, dan seterusnya. Dalam larutan yang bersifat cukup asam, protonisasi sebagian EDTA tanpa perpecahan total kompleks logam dapat terjadi, mengarah ke spesies seperti CuHY-, namun dalam kondisi yang umum keempat hidrogen lenyap ketika ligan dikoordinasikan dengan sebuah ion logam.
Istilah analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan. Larutan dengan kekuatan (konsentrasi) yang diketahui tepat itu, disebut larutan standar. Bobot zat yang hendak ditetapkan, dihitung dari volume larutan standar yang digunakan dan hukum-hukum stoikiometri yang diketahui.
Larutan standar biasanya ditambahkan dalam sebuah buret. Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut titrasi, dan zat yang akan ditetapkan, dititrasi. Titik saat reaksi itu tepat lengkap, disebut titik ekuivalen (setara) atau titik-akhir teoritis (atau titik-titik akhir stoikiometri). Lazimnya titrasi harus terdeteksi oleh suatu perubahan, yang tak dapat disalah-lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri atau lebih lazim lagi oleh penambahan suatu reagensia pembantu yang dikenal indikator. Setelah reaksi antara zat dan larutan standar praktis lengkap, indikator harus memberi perubahan visual yang jelas (entah perubahan warna atau pembentukan kekeruhan), dalam cairan yang sedang dititrasi. Pada titrasi yang ideal, titik akhir yang terlihat, akan terjadi bersamaan dengan titik akhir stoikiometri atau teoritis. Namun, dalam praktek biasanya akan terjadi perbedaan berupa ketidaktepatan atau kesalahan (error) titrasi. Indikator dan kondisi-kondisi eksperimen harus dipilih sedemikian rupa, sehingga perbedaan antara titik akhir dan titik ekuivalen adalah kecil.
- Untuk menentukan titik akhir suatu titrasi yaitu pada saat terjadi perubahan warna menjadi merah muda harus dilakukan dengan teliti, adanya perubahan sedikit saja titrasi harus dihentikan, kelebihan larutan HCl membuat larutan dalam erlenmenyer menjadi sangat merah, maka sangat mempengaruhi hasil dari perhitungan untuk menentukan nilai normalitasnya. Paling tidak akhir titrasi tidak jauh berbeda titik ekivalennya, karena keterbatasan indera manusia kemungkinannya titik titrasi tidak tepat sama dengan titik ekivalennya.
- Pada saat standarisasi HCl diperoleh volume yang digunakan tidak jauh berbeda saat standarisasi titik akhir dan ekivalennya. Sehingga diperoleh normalitas HCl yang tidak jauh berbeda dengan teori. Pada saat aplikasinya kita menggunakan massa pupuk ZA yang berbeda-beda sehingga kita agak sulit dalam menentukan volume titrasinya. Hasil yang kami peroleh kurang memuaskan. Dan pada saat titrasi kami agak kelebihan larutan HCl sehingga warnannya agak merah.
- Dalam percobaan aplikasi penentuan kadar NH3 dalam pupuk ZA, diperoleh volume HCl yang terlalu tinggi pada percobaan pertama, hal itu disebabkan karena pada saat pemanasan, NH3 tidak sempurna menguap ke udara sehingga masih tersisa NH3 dalam larutan. Hai itu menyebabkan volume HCl yang digunakan untuk titrasi lebih banyak dari seharusnya untuk mencapai titik akhir titrasi. Hal tersebut dapat dibenahi dalam percobaan ke-2 dan ke-3 dengan volume HCl yang tidak terlampau banyak atau dengan kata lain tidak terlalu jauh perbedaan antra titik ekivalen dengan titik akhir titrasi.
Demikian hasil diskusi tentang praktikum titrasi, semoga ada manfaat yang bisa di ambil dari tulisan ini.