Waduh,...untuk titrasi yang jenis ini memang mengesalkan, gue aja sampe
bingung mikirin analisisnya sulit banget....tapi yang penting dah
selesai. gini ceritanya
Dasar reaksi oksidimetri ialah reaksi oksidasi-reduksi antara zat penitrasi dan yang dititrasi. Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4
sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan
dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam
atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam
yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti: (1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang
dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci,
dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk
asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya
dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang
bersangkutan. (2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam
khromat. Setelah disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam,
ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4. kemudian diskusi deh:
Dalam standarisasi larutan KMnO4
terdapat beberapa kesulitan diantaranya pada waktu titik ekivalen yang
sering membuat kami gelisah, khawatir ketika terjadi kelebihan KMnO4 pada waktu titrasi, namun sempat satu kali kami kelebihan batas, tapi tidak sampai terlalu jauh. Pada waktu titrasi penentuan jumlah air Kristal dalam H2C2O4.XH2O, suhu yang kami dapatkan lebih dari 70 0C, sehingga larutan cepat bereaksi, pada akhirnya titik ekivalen warna larutan menunjukkan kelebihan KMnO4 yaitu warna merah muda +.
0 comments:
Post a Comment