Tuesday 4 August 2009

Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, mungkin banyak orang yang tidak sadar bahwa minuman yang mereka teguk setiap hari mengandung suatu zat kimia beracun bahkan ada yang sampai level air terkontaminasi arsenik. Tidak mustahil bahwa pencemaran arsenik telah sampai pada lingkungan manusia baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Bahan beracun tersebut secara alamiah berasal dari bebatuan di dalam perut bumi, khususnya pada daerah alluvial yang memiliki kandungan arsen tertinggi. WHO menetapkan batas aman tertinggi arsen di air tanah sebesar 50 ppb (bagian per milyar). Ditambah lagi lingkungan geologi Indonesia yang memiliki aneka bahan tambang, salah satunya adalah logam mulia yaitu emas. Biji emas diambil dari bebatuan pembungkusnya yang mengandung arsenic (arsenopyrit).

Pada tambang emas skala besar, lubang (open pit) digali dengan ukuran yang besar dan kedalaman yang sangat dalam. Open pit akan membuka bebatuan yang mengandung arsenic untuk teroksidasi menjadi aliran asam tambang yang sangat beracun. Dengan adanya air hujan, aliran air yang mengandung arsenic tersebut dapat mencapai lingkungan manusia melalui aliran sungai dan sumur-sumur. Selaian karena kegiatan penambangan skala besar, proses alam seperti perubahan siklus alamiah mengakibatkan batuan-batuan dan gunung berapi memberikan dampak luas terhadap lingkungan.

Dewasa ini, banyak dilakukan pengambilan air dari sumur amat dalam dan menghisap sedimen air yang mengandung arsenik. Sampai saat ini masih sulit mengendalikan penggalian air sumur amat dalam tanpa ada tes laboratorium terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kontaminasi air oleh arsenik. Di Indonesia batas maksimum yang diijinkan untuk kandungan arsenic masih menyentuh angka 0.05 ppm. Berbeda dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Jerman yang lebih dahulu mengubah batas maksimum yang diijinkan untuk kandungan arsenic dalam perairan dari 0.05 ppm menjadi 0.01 ppm.

Arsenik lebih dikenal sebagai raja racun daripada komponen essensial bagi sebagian hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tingkat racun dari arsenik ini bertuturut-turut adalah monomethylated arsenic (MMA) > dimethylated arsenic (DMA) > trimethylated arsenic (TMA). Keterpaparan terus-menerus akibat konsumsi arsen meskipun dalam kadar rendah (melebihi batas aman tertinggi) akan berujung pada penyakit kulit dan kanker. Hal tersebut akan lebih parah ketika arsenic masuk ke dalam tubuh secara mendadak, mengakibatkan serangan akut berupa rasa sangat sakit perut karena sistim pencernaan rusak, muntah, diare, rasa haus yang sangat, kejang di bagian perut, dan akhirnya syok, koma, dan kamatian. Untuk menguji keberadaan arsenik dapat dilakukan dengan cara sederhana dengan menggunakan batangan perak murni, bila batangan perak murni tersebut berubah menjadi hitam, maka bisa disimpulkan makanan atau minuman tersebut mengandung arsenik.

Allan Smith, epidemiologis di University of California di Berkeley, menyatakan peracunan arsenic mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, namun sulit myakinkan orang bahwa air yang kelihatannya bersih dan segar itu ada kemungkinan beracun. Karena arsenic tidak bisa dilihat, dirasakan ataupun dicium baunya. Abul Hussam, Profesor kimia di George Mason University di Fairfax, menyatakan keluarganya yang tinggal di Bangladesh dan mengkonsumsi air berarsenik dapat terhindar dari penyakit karena memiliki pola makan yang baik, yang membantu mengusir arsenik yang dicerna tubuh.

Keterpaparan arsenik jangka panjang terhadap tubuh diyakini tergantung pada factor makanan, yang bisa mempengaruhi metabolisme arsenic. Salah satu cara yang belum banyak diketahui sampai sekarang adalah efek puasa terhadap metabolisme arsenic di dalam tubuh. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Parvez Haris di Universitas De Montfor, Leichester, dan rekan-rakannya terhadap bagaimana arsenik (tidak sampai level kontaminasi) diekskresikan dalam urin, menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sample urin yang diambil setelah berbuka puasa, diketemukan metilarsonat, salah satu arsenic yang sangat toksik lebih banyak dalam urin.

Racun arsenik secara langsung akan menyerang sistim pencernaan, dengan berpuasa akan mengurangi jumlah dan frekwensi makan yang mengaktifkan intensitas kerja liver sekaligus melakukan pembersihan dan pembuangan racun (detoksifikasi) dari dalam tubuh melalui urin. Dengan berkurangnya racun di dalam tubuh akan meningkatkan sirkulasi oksigen dan nutrisi ke seluruh sel dan jaringan tubuh sehinnga sel bisa memperbaiki diri dan meningkatkan fungsinya secara optimal. Tubuh akan tetap menjaga performanya secara efektif dengan melakukan pengurangan beban berupa pengurasan zat-zat bersifat racun bahkan yang sudah jauh merasuk ke dalam sel-sel tubuh yang paling dalam, dan juga sisa-sisa metabolisme tubuh seperti timbunan lemak, sel-sel aus, jaringan yang rusak, serta sel-sel yang telah menjadi tumor dan berbgai bentuk jaringan yang abnormal dalam tubuh.

Kebanyakan orang masih belum mengetahui bahwa dalam tubuhnya terdapat berbagai macam racun, salah satunya adalah racun arsenic, meskipun dalam konsentrasi rendah keterpaparan terus-menerus akan mengakibatkan menderita penyakit kulit bahkan kanker. Salah satu cara ampuh mengurangi racun dalam tubuh adalah dengan berpuasa. Maka berpuasalah niscaya kamu akan sehat, sabda Rosullullah SAW. Marhaban ya...Ramadlon.

Penulis
Muchammad Tamyiz
Mahasiswa Semester 3 Kimia 2008 UNESA