Friday 28 November 2008


Pada percobaan yang telah kami lakukan, yaitu percobaan tentang distilasi atau penyulingan terhadap larutan NaCl yang dipanaskan dalam labu distilasi. Namun, pada saat itu hasil yang kami dapatkan dari penyulingan (distilasi) larutan NaCl terdapat kekeruhan setelah dicampurkan dengan larutan AgNO3.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang sebenarnya, hasil distilat dari larutan NaCl yang dipanaskan dalam labu distilasi seharusnya tidak berwarna (bening) setelah dicampurkan larutan AgNO3. hal tersebut disebabkan oleh suhu larutan yang dipanaskan lebih dari 100 oC.

Penerapan dari proses percobaan ini harus sesuai dengan teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Sehingga percobaan yang kami lakukan bias mendapatkan hasil yang sesuai teori. Dalam pelaksanaannya suhu larutan NaCl yang seharusnya konstan (stabil) kurang dari 100 OC sulit dilakukan karena pemanas/api yang digunakan menyala dengan terus menerus sehingga suhunya mencapai lebih dari 100 OC. Dari percobaan tersebut, setelah larutan NaCl mendidih (pada suhu kurang lebih 100 OC) komponen yang terlebih dahulu menguap adalah air, kemudian jika suhu larutan NaCl terus bertambah (lebih dari100 OC) maka komponen yang ikut menguap adalah NaCl.

Jadi setelah NaCl ikut menguap maka hasil yang didapatkan (distilat) tidak lagi murni air, tetapi tercampur dengan NaCl, sehingga ketika dicampur dengan larutan AgNO3 larutan hasil distilasi berwarna putih keruh. Dari hasil percobaan yang kami lakukan kami bisa mengambil kesimpulan bahwa untuk mendapatkan zat kimia yang murni perlu melalui tahap-tahap tertentu, agar hasil yang didapatkan bisa optimal (zat yang memiliki kemurnian tinggi), serta tahap-tahap tersebut harus dilalui dengan benar agar hasil distilasi tidak tercampur dengan komponen yang tidak diinginkan. Kelompok IX.

Sunday 23 November 2008

Final, Keputusan Pembobotan Unas-SNM PTN
Akhir Bulan Ini Diputuskan Beberapa Persentasenya
SURABAYA - Rencana nilai ujian akhir nasional (unas) jenjang SMA/MA masuk pembobotan dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN) makin dikonkretkan. Dengan begitu, bisa dipastikan bahwa wacana sebelumnya tentang penggabungan unas dengan SNM PTN dibatalkan.
Pembatalan penggabungan keduanya telah disepakati oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sebagai gantinya, nilai unas akan dimasukkan dalam pembobotan untuk masuk ke PTN.

Wakil Ketua MRPTNI Bidang Penerimaan Mahasiswa Prof Haris Supratno mengatakan, MRPTNI selaku penyelenggara SNM PTN dan BSNP sebagai penanggung jawab unas sepakat bahwa kedua ujian tersebut tidak digabung. Kesepakatan itu diputuskan dalam rapat konsultasi keduanya belum lama ini.

“Keputusannya sudah final. Unas dan SNM PTN tidak akan digabung,” terang Haris yang juga rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut.

Ditambahkan, pemisahan itu dilakukan berdasar tujuan utama setiap ujian yang memang berbeda. Unas bertujuan mengevaluasi hasil belajar. Bentuk soalnya cenderung mendorong pelajar untuk mengingat banyak materi. Sedangkan SNM PTN cenderung pada penguasaan terhadap bidang studi. Bentuk soalnya lebih berupa prediksi dan analisis. Karena berbeda fokus, persiapan ujiannya juga berbeda. “Nah, kalau digabungkan, tentu butuh persiapan cukup lama bagi pelajar untuk menghadapi ujian,” paparnya.

Salah satu kesepakatan yang telah diambil dalam pembobotan unas dan SNM PTN itu adalah pengawasan percetakan soal-soal. Sedangkan pengawasan di ruang ujian masih belum disepakati. Sebab, jika harus mengawasi seluruh sekolah, terang Haris, PTN akan kesulitan. Pasalnya, tenaga yang ada tidak mencukupi.

Haris menyatakan bahwa saat ini PTN hanya mengusulkan agar pengawasan dilakukan secara sampling di beberapa kabupaten/kota. Bisa juga beberapa sekolah saja. Jika demikian, PTN tentu masih punya tenaga. Pembicaraan tentang hal tersebut akan dilakukan oleh MRPTNI dan BSNP akhir Oktober nanti.

Haris menjelaskan, MRPTNI dan BSNP masih belum menemukan kata sepakat tentang teknis keterlibatan PTN dalam pengawasan unas. “Yang jelas, peran (PTN, Red) pada unas nanti lebih baik daripada menjadi pemantau tanpa kewenangan seperti tahun-tahun sebelumnya,” tegasnya. Dengan hanya menjadi pemantau yang bahkan tidak boleh masuk ke ruang ujian, lanjut dia, kualitas ujian susah dikontrol.

Dalam pembicaraan akhir Oktober nanti, MRPTNI akan membahas jumlah pembobotan untuk setiap ujian tersebut. Baik unas maupun SNM PTN. Jika nanti pembobotan SNM PTN lebih berat, Haris menganggapnya sangat wajar. Pasalnya, SNM PTN memang bertujuan menjaring mahasiswa.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Sahudi juga menyambut positif kebijakan nilai unas masuk pembobotan SNM PTN tersebut. Dengan begitu, unas tidak akan dijadikan nomor dua. Selama ini, siswa kurang mengutamakan ujian akhir. (sha/hud)
PELAKSANAAN Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNM PTN) 2009 tak lagi seperti ujian-ujian sebelumnya. Panitia telah menetapkan waktu seleksi hanya sehari, yakni2 Juli 2009. Materi yang diujikan jugatak lagi sebatas tes potensi akademik, tapi juga bidang studi prediktif
Model pelaksanaan ujian sehari itu memang tergolong baru. Sebelumnya, tradisi seleksi masuk perguruan tinggi negeri selalu dilaksanakan dua hari untuk program studi IPA, IPS, dan IPC. “Sekarang diringkas menjadi sehari untuk mempercepat proses seleksi,” kata Ketua SNM PTN Nasional 2009 Haris Supratno.

Perbedaan lain adalah jenis tes, pembagian wilayah, hingga proses seleksi. Tahun ini, panitia tetap memberlakukan tes potensi akademik seperti tahun-tahun sebelumnya. Untuk IPA, materi yang diujikan adalah matematika, biologi, fisika, kimia, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. IPS mengujikan geografi, ekonomi, sosiologi, sejarah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Panitiajuga tetap membuka ujian untuk jalur IPC.

Seluruh tes potensi akademik itu dilakukan pada sesi pagi. Setelah selesai, tes dilanjutkan dengan materi bidang studi prediktif .

Materinya terkait dengan jurusan yang dipilih (IPA, IPS, atau IPC), namun jenis pertanyaannya lebih kompleks. Bukan hanya pengetahuan, tapi lebih mengutamakan kemampuan analisis. Misalnya, kemampuan peserta memecahkan permasalahan yang dipertanyakan.

“Tes itu ditujukan untuk mengetahui kemampuan calon mahasiswa menyelesaikan program studinya. Apakah sesuai waktu normal, bisa lebih cepat, atau justru diprediksi molor,”ujar Haris. Sementara itu, wilayah koordinasi SNMPTN juga diperluas. Bila tahun sebelumnya hanya tiga wilayah, sekarang ditambah satu menjadi empat wilayah. Pembagian juga tak lagi bendasar daerah barat, tengah, dan timur “Perluasan wilayah itu juga untuk mempermudah calon mahasiswa,” tegasnya.

Dia mencontohkan, dulu ada calon mahasiswa yang tidak mau mendaftar di wilayah yang telah ditentukan karena lokasinya terlalu jauh. Mereka lebih memilih

tempat yang dekat, meski akhirnya tidak masuk dalam wilayah yang dituju. “Untuk mengatasi permasalahan itu, kami membuat keputusan untuk memperluas wilayah,”jelas pria yang juga menjabat rektor Unesa tersebut. Kemudahan lain yang diperoleh calon mahasiswa adalah tempat pendaftaran yang terkait dengan pilihan program studi (prodi). Peserta yang memilih satu prodi dapat mendaftan di wilayah mana saja. Misalnya, seorang calon mahasiswa yang ingin mengambil prodi di Universitas Indonesia (UI) bisa mendaftar di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya atau di tempat lain.

Bagi peserta SNM PTN yang memilih dua atau tiga prodi, salah satu prodi yang dipilih harus berada di wilayah tempat mereka mendaftar. Misalnya, peserta mendaftar di wilayah III, salah satu pilihan dia harus perguruan tinggi di Jatim, Bali, NTB, NTT Kaltim, Kalteng, atau Kalsel. “Prodi lainnya hebas memilih di wilayah lain,” ujar Haris.

Panitiajuga menentukan aturan

haru dalam program studi yang memerlukan ujian praktik. Jika dulu ujian praktik harus dijalankan di perguruan tinggi yang dipilih, sekarang tidak lagi. Misalnya, calon mahasiswa dan Medan yang memilih prodi olahraga di Unesa tidak harus melakukan ujian praktik olahraga di Unesa. “Peserta bisa ujian praktik di pernguruan tinggi yang memiliki prodi sama (olahraga) dengan Unesa. Kalau di Universitas Negeri Medan ada prodi olahraga, ujian bisa dijakukan di sana. Jadi, mereka tidak perlu datang ke Unesa,” katanya.

Kebijakan tersebut, menurut Haris, merupakan jalan keluar yang diambil panitia untuk memecahkan permasalahan dan hambatan yang terjadi pada pelaksanaan SNM PTN tahun ini. Berdasar hasil evaluasi kerja, panitia mengambil serta menentukan aturan ban-u demi memberikan kesempatan yang lebih besar kepada peserta SNM PTN. “Jangan sampai calon mahasiswa yang nilai ujiannya bagus gagal diterima hanya karena kesulitan tempat ujian praktik,”tegasnya."Diambil dari blog tetangga".

Friday 21 November 2008

Hai teman-teman ini ada sebagian materi Biologi Umum dari Ibu Herlina, ceritanya kayak gini :
EKOSISTEM
Dalam ekosistem terjadi interaksi antara komponen-komponen penyusunnya sehingga terbentuk suatu satuan fungsional dan di dalamnya terdapat makhluk autotrof dan heterotrof.

LINGKUNGAN HIDUP
Makhluk hidup memerlukan lingkungan untuk hidupnya. Makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup dan berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup tersebut.
Lingkungan tempat hidup makhluk hidup tersebar di seluruh muka bumi. Bagian bumi dan atmosfer yang meliputi darat, air, dan udara tempat hidup organisme disebut biosfer

Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup dan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup. Tempat yang sesuai bagi makhluk hidup untuk melakukan aktivitas hidupnya disebut habitat.
SATUAN MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM
Ekosistem tersusun atas satuan makhluk hidup, yaitu individu, populasi, komunitas, dan ekosistem.

Individu
Individu adalah satuan makhluk hidup tunggal.
contoh
Satu ekor ikan atau satu ekor penyu disebut individu. Satu ganggang disebut individu. Demikian juga dengan manusia. Seorang manusia disebut individu.

 Populasi

Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup menetap di suatu daerah tertentu.
contoh
Ikan yang hidup di kolam jumlahnya lebih dari satu.

Kepadatan Populasi
Kepadatan populasi adalah banyaknya individu sejenis dalam setiap satuan luas daerah tertentu.

Perubahan Populasi
Kepadatan populasi dalam suatu ekosistem dapat berubah. Perubahan kepadatan populasi dapat disebabkan oleh faktor kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), perpindahan (emigrasi), dan kedatangan (imigrasi).

Komunitas

Komunitas adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang hidup pada suatu daerah tertentu. Komunitas terdiri dari bermacam-macam populasi. Setiap populasi terdiri dari sejumlah individu.


Misalnya populasi ikan mas, populasi ikan mujair, populasi eceng gondok, populasi teratai, dan populasi Hydrilla di kolam merupakan anggota komunitas air. Di antara anggota komunitas ini terjadi hubungan timbal balik

Ekosistem
Dalam suatu habitat, selain terdapat berbagai jenis makhluk hidup (komunitas) terdapat juga benda-benda seperti air, tanah, pasir, cahaya, matahari, dan udara. Di antara anggota komunitas dan enda-benda tersebut terjadi hubungan yang saling mempengaruhi.
Kesatuan ini membentuk sistem ekologi atau disebut ekosistem . Di dalam biosfer terdapat satuan makhluk hidup.

Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik.
KOMPONEN-KOMPONEN EKOSISTEM
Ekosistem terdiri dari komponen penyusunnya yang berupa produsen, konsumen, pengurai, dan benda-benda. Dalam suatu ekosistem terdapat dua penyusun (komponen) sebagai berikut.

Makhluk hidup meliputi tumbuhan, manusia, dan hewan lain. Komponen ini disebut komponen biotik.
Benda meliputi tanah, air, batu, udara, suhu, kelembapan, dan gaya tarik bumi. Kompenen ini merupakan komponen abiotik.Stop dulu yach!!!
Bagi Teman-teman yang mau Download lebih lengkapnya silahkan Klik Link berikut ini:

Biologi Umum (EKOLOGI)


Wednesday 19 November 2008

Kemarin Dosen ngasih materi kuliah Fisika Dasar I kan pake' Presentasi.
So, bagi teman-teman yang mau dapetin filenya silahkan Download aja, soalnya yang dikasih materi sama dosennya itu beberapa mahasiswa saja.


FISDAS MATERI I
FISDAS MATERI II
FISDAS MATERI III

Pada percobaan kali ini, kami melakukan percobaan tentang pemisahan/penyaringan. Selam percobaan berlangsung terdapat hal-hal yang menarik untuk dijadikan bahan diskusi. Diantaranya percobaan pemisahan/penyaringan yang keenam, pada percobaan tersebut kami menggunakan bahan kapur barus yang dikotori dengan pasir.
Hal pertama setelah pencampuran kapur barus dengan pasir adalah campuran tersebut dimasukkan ke dalam cawan penguapan. Kemudian ditutup dengan menggunkan kaca arloji yang di atasnya diberi air. Setelah itu dipanaskan dan yang terakhir didinginkan.


Pada proses pemanasan yang membutuhkan waktu lebih banyak, Karena bahan yang digunakan berupa padatan, jadi untuk memperoleh uapnya perlu waktu yang agak lama.setelah pencampuran antara serbuk kapur barus dan pasir. Setelah diuapkan beberapa lama akhirnya terbentuk juga kristal-kristal dari kapur barus berupa seperti stalagtit yang menempel di permukan bawah kaca arloji.

Namun hal itu berbeda, ketika campuranan antara kapur barus dan pasir itu tidak seimbang. Pasir yang digunakan terlalu banyak, pasir tersebut kotor, dan banyak kerikil kecil. Hal itu sangat berpengaruh dengan hasil yang akan dicapai, yaitu kristal-kristal yang terbentuk tidak bisa bagus/murni dari kapur barus karena pasir-pasir tersebut ikut mengotori kristal-kristal kapur barus.

Thursday 13 November 2008

Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan di Laboratorium Kimia Dasar 1, tentang Reaksi-Reaksi Kimia, diketahui bahwa pada percobaan pertama yaitu 1ml HCl 0,05 M direaksikan dengan 1 ml NaOH 0,05 M menghasilkan larutan yang berwarna merah, dengan reaksi sebagai berikut:

HCl + NaOH  NaCl + H2O (berwarna merah)


itu disebabkan karena kami mencampurkan larutan NaOH ke dalam tabung reaksi yang berisi HCl, menurut teori, reaksi dari HCl (asam kuat) dengan NaOH (basa kuat) menghasilkan lautan yang berwarna hijau atau netral. Dengan cara larutan HCl (tidak berwarna) ditambahkan Indikator Universal menjadi berwarna merah dimasukkan ke dalam tabung reaksi baru yang masih kosong, kemudian larutan NaOH (tidak berwarna) ditambahkan Indikator Universal menjadi berwarna ungu dimasukkan sehingga hasil yang didapat larutan netral berwarna hijau.

Dalam percobaan ke dua hasil yang didapat sesui dengan teori yaitu raksi antara 1ml CH3COOH 0,5M dengan + 1ml NaOH 0,05M menghasilkan larutan yang berwarna hijau atau netral. Dengan reaksi sebagai berikut:

CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O (berwarna hijau)

Dalam percobaan selanjutnya yaitu antara 0,2 gram serbuk CaCO3 dengan 3ml HCl 0,5M. kemudian ditutup dengan sumbat berpipa pengalir dan ujung pipa yang satunya dimasukkan ke dalam tabung yang telah diisi larutan Ba(OH)2 0,2M hasil yang didapat tidak sepenuhnya sesuai dengan teori. Menurut teori, karena hasil dari reaksi tersebut mengahasilkan gas CO2 maka tabung yang berisi larutan Ba(OH)2 0,2M (tidak berwarna) terjadi kekeruhan di dalam tabung, namun hal itu tidak terlihat secara jelas pada percobaan yang kami lakukan, hal tersebut terjadi karena terlambat menyumbat tabung yang telah berisi campuran 0,2 gram serbuk CaCO3 dengan 3ml HCl 0,5M dengan selotip, sehingga gas CO2 yang dihasilkan telah menyebar terlebih dahulu, sisanya (sedikit gas CO2 ) yang berhasil mengalir ke tabung yang berisi larutan Ba(OH)2 0,2M. Dari percobaan tersebut dapat ditulis persamaan reaksinya sebagai berikut :

0,2 gram serbuk CaCO3 + 2 HCl  CaCl2 + H2O + CO2

Demikian, hasil dari diskusi yang kami lakukan tentang reaksi-reaksi kimia pada materi kimia dasar I. hasil diskusi yang kami lakukan berdasarkan dari hasil percobaan yang telah kami lakukan dipadukan dengan hasil teori yang terdapat dalam literatur-literatur tantang reaksi-reaksi kimia, ketidakcocokan yang terjadi bisa menjadi pengalaman yang berarti bagi kami, sehingga dipercobaan yang akan datang bisa menjadi lebih baik lagi.

Thursday 6 November 2008



Pada percobaan laju reaksi yang telah kami, khususnya pada percobaan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. Pada percobaan tersebut menggunakan butiran marmer (CuCO4) sebagai pereaksi. Namun dalam buku panduan yang ada massa marmer baik butiran maupun serbuk tidak diperhitungkan, sehingga yang terjadi ketidak akuratan waktu yang kami dapat. Karena dengan massa yang berbeda pada marmer baik butiran maupun serbuk tidak hanya luas permukaan saja yang berpengaruh dalam laju reaksi, melainkan konsentrasi dari marmer butiran dan marmer serbuk yang berbeda, dengan pengertian semakin tinggi konsentrasi suatu zat maka laju reasinya pun semakin capat.maka dari itu, kami berinisiatif untuk mengulangi percobaan dengan menggunakan massa marmer yang sama baik butiran maupun serbuk, sehingga didapatkan hasil pengukuran waktu yang akurat. (Muchammad Tamyiz/tolong direfisi bila ada yang salah).