Tiba saatnya, akhirnya sampai juga pada penghujung praktikum meskipun masih kurang satu upload lagi.heee...he..he,
EDTA berpotensi sebagai ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan sebuah ion logam melalui gugus dua nitrogen dan empat karboksilnya. Dalam kasus lainnya, EDTA dapat bertindak sebagai ligan kuinkedentat atau kuadridentat dengan satu atau dua gugus karboksilnya bebas dari interaksi kuat dengan logam.
Untuk mudahnya, bentuk asam bebas dari EDTA sering disingkat H4Y. Kompleks kobalt yang tergambar di atas selanjutnya ditulis CoY2-, dan kompleks-kompleks lainnya menjadi CuY2-, FeY-, CaY2-, dan seterusnya. Dalam larutan yang bersifat cukup asam, protonisasi sebagian EDTA tanpa perpecahan total kompleks logam dapat terjadi, mengarah ke spesies seperti CuHY-, namun dalam kondisi yang umum keempat hidrogen lenyap ketika ligan dikoordinasikan dengan sebuah ion logam.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada penentuan (standarisasi) larutan Na-EDTA ± 0,01 M dengan CaCO3sebagai baku, CaCO3
ditimbang 0,0825 gram, kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL
dan ditambah air ± 20 mL serta ditambah larutan HCl 6 M tetes demi tetes
sampai gelegak gas (gelembung gas) tidak terlihat dengan reaksi yang terjadi:
CaCO3 (s) + 2 HCl (l) → CaCl2 (l) + H2O (l) + CO2 (g)
Dengan penambahan HCl terjadi penguraian gas yang disebabkan oleh CO2
terlepas ke udara sehingga gelegak gas berhenti. Setelah itu,
ditambahkan air sampai tanda batas. Kemudian, larutan tersebut dipipet
10 mL dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL ditambah dengan 1 mL
larutan buffer (NH3) pH 10 berupa larutan tak berwarna dan 3
tetes indikator EBT dengan warna ungu tua sehingga larutan berwarna
merah anggur. Kemudian larutan tersebut dititrasi dengan larutan
Na-EDTA, titrasi dihentikan pada saat titik akhir titrasi yaitu pada
saat larutan berubah warna menjadi biru dengan reaksi yang terjadi:
Ca2+ + Y4- → CaY2-
Dari
titrasi tersebut diperoleh volume Na-EDTA yang dibutuhkan dalam
percobaan yang dilakukan sebanyak 3 kali. Dengan menggunakan persamaan MCaCO3 . VCaCO3 = MEDTA. VEDTA,
diperoleh besar konsentrasi Na-EDTA pada setiap percobaan
berturut-turut sebesar 1). 0,0133 M; 2). 0,0135 M; dan 3). 0,0135 M.
Sehingga konsentrasi rata-rata larutan Na-EDTA sebesar 0,0134 M.
Pada
penentuan kesadahan total air isi ulang, 10 mL air isi ulang
dipindahkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambah dengan 1 mL
larutan buffer (NH3) pH 10 berupa larutan tak berwarna dan 3
tetes indikator EBT dengan warna ungu tua sehingga larutan berwarna
merah anggur. Kemudian larutan tersebut dititrasi dengan larutan Na-EDTA
yang sudah distandarisasi sampai larutan berubah warna menjadi biru.
Perubahan warna menjadi biru adalah titik akhir titrasi. Sehingga
diperoleh volume Na-EDTA yang dibutuhkan pada saat titrasi dalam
percobaan yang dilakukan sebanyak 3 kali. Dengan menggunakan persamaan
mmol sampel = mmol EDTA diperoleh mmol sample air isi ulang yang
digunakan untuk menentukan massa Ca2+. Massa Ca2+ yang diperoleh digunakan untuk menentukan kesadahan air isi ulang dengan persamaan kesadahan air isi ulang = massa Ca2+
(gram) / volume air isi ulang (liter). Sehingga diperoleh besar
kesadahan air isi ulang pada setiap percobaan berturut-turut sebesar 1).
0,114 gr/l; 2). 0,094 gr/l; dan 3). 0,101 gr/l dan diperoleh kesadahan
rata-rata air isi ulang sebesar 0,103 gr/l.
DISKUSI
Dalam melakukan percobaan baik penentuan (standarisasi) larutan Na-EDTA ± 0,01 M dengan CaCO3
sebagai baku maupun penentuan kesadahan total air isi ulang, kami
kesulitan menentukan titik akhir titrasi karena kelebihan titran
sehingga mengakibatkan analit yang diperoleh berwarna biru (++) yang
seharusnya warna yang diperoleh adalah biru (+).
0 comments:
Post a Comment